Jumat, 23 Desember 2011

SURGA DUNIA DAN SURGA AKHIRAT Sebuah kisah imajiner futuristik

Berderet antri milyaran anak manusia dalam waktu ribuan bahkan jutaan tahun begitu menggelisahkan jiwa ini. Namun ketika sampai didepan mizan, aku begitu gemetar. Betapa tidak, amal yang kubawa begitu sedikit sedangkan dosa begitu banyak. Sementara tak ada lagi kesempatan untuk bertobat.

Seorang malaikat membentakku. Amalmu begitu sedikit, dosamu begitu banyak dan tempatmu adalah dineraka abadi dalamnya. Aku begitu sedih, sebab mana mungkin insan lemah ini mampu menanggung dahsyatnya siksa neraka. Namun tidak ada jalan untuk memprotes keputusan itu. Inilah hasil rekapitulasi perhitungan amal dan dosa yang paling valid didunia. Lagipula tidak ada mahkamah konstitusi akhirat tempat kita meninjau ulang hasil rekapitulasi tersebut. Malaikat sudah siap menggiringku ke neraka yang setitik apinya itu bisa memusnahkan langit dan bumi ini.

Allah pun berfirman : kuperintahkan engkau wahai pendosa untuk masuk neraka berhubung amalmu sangat sedikit dan dosamu luar biasa banyaknya.

Aku pun berkata : sudah sepantasnya dengan keadilan-MU pendosa ini menjadi penghuni neraka dan sangat tak pantas seorang pendosa masuk surga-MU. Namun mana mungkin insan lemah ini menanggung siksa neraka-MU wahai yang Maha Perkasa.

Allah pun berfirman : catatan amalmu sungguh tidak layak untuk membuatmu mencium bau surga apalagi masuk surga-KU. Namun, AKU menanyakan pada kekasihKU Muhammad SAW, apakah dia rela memberikanmu syafaat.

Aku hanya pasrah dan berharap, seseorang yang selalu kurindukan tapi kutinggalkan sunnahnya datang memberiku syafaat. Untungnya disaat kritis itu datang Rasulullah. Kubersimpuh didepannya dan mencium kakinya. Ya rasul, seandainya seluruh amalku bisa ditukar, saya hanya ingin menukarnya dengan mencium tapak kakimu yang suci. Itu jauh lebih mulia daripada semua amal ibadahku didunia.

Entah apa pertimbangannya, yang jelas Rasul memberiku syafaat. Dan memang saya tidak berharap amal yang sangat sedikit ini dapat membalas kasih-sayangNYA yang tak terhingga, apalagi bercita-cita masuk surga.
Rasulullah pun mengharap kasih-sayangNYA agar mengampuni dosa-dosaku yang sungguh luar biasanya banyaknya. Allah pun rela dengan permintaan kekasihNYA.

Namun Allah SWT bertanya padaku : Jika engkau Kumasukkan dalam surgaKU, maka surga apa yang engkau pilih.

Aku menjawab : Sedangkan tidak merasakan siksa neraka MU adalah nikmat yang luar biasa. Apalagi untuk merasakan nikmat surgaMU. Namun sungguh aku tak pantas bersama Rasulullah, para Nabi, para Awliya disurga paling tinggi. Aku hanya ingin agar tak merasa panasnya siksa neraka, walaupun itu adalah surga terendah. Itu adalah anugrah yang tak terhingga bagi pendosa seperti aku, wahai Pemilik langit dan bumi.

Allah Swt berkata : baiklah kalau begitu, apakah engkau ingin AKU beri kekuasaan 5 kali lipat manusia yang paling berkuasa di bumi ?

Aku menjawab : bagaimana mungkin orang yang tidak mampu memimpin dirinya memimpin penghuni surga ya Allah ?

Allah kembali bertanya : apakah engkau ingin AKU beri istana dari permata, akik, yakut yang indah yang tidak pernah seorang pun bayangkan ?
Aku menjawab : Sewaktu didunia, Engkau telah memberikan rizki beberapa jenis batuan indah, dan aku bersyukur batu permata itu cukup menjadi batu perhiasan bagiku didunia. Namun Aku tidak ingin istana yang bertahtakan batu permata. Seandainya Engkau mengizinkan, aku hanya ingin rumah kayu sederhana seperti rumahku di dunia. Didepannya ada telaga yang bisa sewaktu-waktu bersama teman ku memancing dan bikin acara bakar-bakar ikan dengan teman-temanku. Tidak perlu Engkau berikan aku istana yang dibawahnya ada sungai mengalir. Cukup telaga kecil ya Allah, supaya aku bisa memancing.

Allah Swt bertanya lagi : bagaimana dengan makanannya, apakah engkau ingin makan makanan surga ?

Aku menjawab : Terimakasih ya Allah, namun jika Engkau izinkan, disurgaMU nanti aku hanya ingin makan coto asuhan Daeng Tallasa. Sop saudara asli pangkep, dan Lawa’ Bale dan Lawa’ Urang.

Allah kembali bertanya : Mengapa demikian ?

Aku menjawab : karena makanan tersebut, terutama coto asuhan Daeng Tallasa sewaktu didunia dulu, aku merasakan Surga Dunia dan mengingat Surga Akhirat sehingga jika Engkau masukkan aku pada Surga Akhirat nanti, aku ingin mengenang Surga Dunia melalui coto asuhan Daeng Tallasa. Ya Allah, terimakasih atas semuanya yang tak terhingga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar