Sabtu, 12 November 2011

Pendekatan dalam Penelitian

Dalam penelitian ada 2 macam pendekatan:
1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pendekatan secara teoritik untuk mendapatkan konfirmasi berdasarkan hipotesis dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Suatu hipotesis lahir dari sebuah teori, lalu hipotesis ini diuji dengan dengan melakukan beberapa observasi. Hasil dari observasi ini akan dapat memberikan konfirmasi tentang sebuah teori yang semula dipakai untuk menghasilkan hipotesis. Langkah penelitian seperti ini biasa juga disebut pendekatan ‘dari atas ke bawah’.

2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun sebuah teori berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi yang dilakukan berkali-kali akan membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola tersebut akan lahir hipotesis sementara atau hipotesis tentatif. Hipotesis yang terbentuk berasal dari pola pengamatan yang dilakukan. Setelah dilakukan berulang-ulang, barulah diperoleh sebuah teori. Langkah penelitian seperti ini disebut sebagai pendekatan ’dari bawah ke atas’.

Di negara berkembang seperti Indonesia, penelitian dengan pendekatan induktif ini lebih sering dilakukan daripada pendekatan deduktif.
Penelitian dengan metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Penentuan hipotesis merupakan proses deduktif, mengumpulkan data adalah proses induktif sedangkan menentukan data yang diambil dan diteliti merupakan proses deduktif.
Berikutnya adalah langkah tahapan riset. Ada sebuah istilah yang disebut “Jam Gelas“. Istilah ini memberikan gambaran gagasan atau langkah dalam riset. Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Sebuah penelitian diawali dengan pertanyaan yang umum/luas. Cakupannya secara global.
b. Dari pertanyaan yang umum tadi, pertanyaan selanjutnya dipersempit untuk mendapatkan sesuatu yang lebih spesifik.
c. Fokus dalam mengoperasionalkan penelitian.
d. Melakukan observasi.
e. Dari hasil observasi dialakukan analisa data.
f. Hasil analisa data dapat memberikan suatu kesimpulan.
g. Setelah diperoleh kesimpulan dari penelitian, kita kembalikan ke pertanyaan penelitian di awal. Apakah kesimpulan yang diperoleh telah menjawab pertanyaan penelitian. Jika kesimpulan belum dapat menjawab pertanyaan penelitian, maka langkah riset yang dilakukan dianggap gagal. Dan begitu juga sebaliknya, hendaknya suatu kesimpulan adalah solusi dari pertanyaan penelitian.

Metoda Ilmiah dalam Praktek
Seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah, yaitu mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Pertanyaan penelitian haruslah memandu peneliti untuk melakukan tahapan penelitian berikutnya. Pertanyaan penelitian sedapat mungkin dibuat seringkas mungkin.
2. Melakukan verifikasi data, yaitu mengumpulkan segala macam informasi untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menyelesaikan masalah dengan melakukan observasi.
3. Mengajukan hipotesis, yaitu memberikan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.
4. Hipotesis yang diperoleh selanjutnya diuji.
5. Hasil dari pengujian hipotesis ini adalah membuang hipotesis yang gagal uji dan mencari kembali hipotesis baru untuk diuji kembali kebenaran hipotesis tersebut.
6. Selanjutnya adalah membangun teori atau hukum yang diperoleh dari pengujian hipotesis yang benar untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan penelitian.

Logika dan Evolusi Teori Saintifik
Sains tentang alam termasuk sosial selalu diawali dengan ‘masalah’. Masalah yang dimaksudkan disini bukanlah masalah yang berkonotasi negatif. Masalah secara awam selalu diartikan sebagai kesulitan. Maksud masalah disini adalah segala sesuatu yang butuh jawaban yang dapat diterima oleh nalar dan logika. Contoh: suatu benda jatuh dari atas ke bawah. Dilihat dari sisi awam suatu benda ini terlihat biasa-biasa saja dan tidak mengalami masalah. Sementara di pandang dari sisi sains suatu benda ini mengalami suatu masalah yaitu kenapa jatuh itu mesti ke bawah, kenapa tidak ke atas atau lain sebagai. Secara ilmiah jawaban dapat dijelaskan oleh hukum gravitasi.
Suatu masalah haruslah dapat diselesaikan. Suatu masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan metoda ilmiah yang mendasar yaitu trial and error. Metoda trial and error adalah suatu metoda yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan percobaan yang sangat banyak. Secara harfiah trial and error artinya adalah coba-coba. Dalam metoda ilmiah metoda trial and error ini tidak dapat diartikan coba-coba karena kata coba-coba mengandung unsur spekulatif. Tingkat keberhasilannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sementara istilah trial and error ini bermakna melakukan percobaan dengan sangat banyak dan menyingkirkan eksperimen yang gagal dilanjutkan dengan percobaan yang baru dengan berpatokan pada percobaan yang gagal sebelumnya. Singkatnya bisa dikatakan belajar dari kesalahan.
Metode ilmiah ini mempunyai 2 model yaitu model tiga tahap dan model empat tahap. Model tiga tahap yaitu:
1. The Problem (Masalah)
Tahap ini adalah perumusan masalah yang ditimbulkan oleh gejala-gejala muncul dari suatu kejadian. Memandang suatu kejadian tersebut tidak sebagai suatu kesulitan, tetapi sebagai sesuatu yang mesti dijawab dengan logis.
2. The Attempted solution (Penyelesaian yang dicoba)
Menyelesaikan sesuatu masalah yang telah dirumuskan dengan penyelesaian yang dicobakan. Artinya kita memakai metoda trial and error. Mencoba menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan dengan sangat banyak. Mencoba lagi dan mencoba lagi.
3. The Elimination (Penyisihan)
Penyelesaian yang tidak berhasil dari metoda trial and error tersebut disingkirkan.
Selanjutnya model empat tahap yaitu:
1. The old problem (Masalah lama)
Hampir sama dengan model tiga tahap, namun bedanya adalah pada model empat tahap masalah dipandang dua bentuk yaitu masalah lama dan masalah baru. Masalah lama dipandang sebagai masalah yang telah tersisih.
2. Formation of tentative theories (Pembentukan teori yang sementara)
Dari masalah yang muncul tersebut dapat dibentuk teori sementara untuk dilakukan pengujian berikutnya.
3. Attempts at elimination through critical discussion, including experimental testing (Penyisihan melalui diskusi kritis, termasuk pengujian eksperimen)
Kembali menyingkirkan penyelesaian yang tidak dapat menjawab teori sementara yang terbentuk sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan berbagai macam pengujian untuk menguji teori sebelumnya termasuk pengujian eksperimen.
4. The new problem that arise from the critical discussion of our theories (Perumusan masalah baru yang timbul dari diskusi kritis terhadap teori yang dirumuskan)
Terbentuknya masalah baru dan kembali dirumuskan masalah baru tersebut sebagai hasil dari diskusi kritis yang telah dilakukan terhadap teori yang telah dirumuskan sebelumnya.
Dari model yang dihadirkan di atas, sangat memungkinkan model tersebut untuk melakukan kegiatan ilmiah dalam memperoleh jawaban dari masalah yang ada. Masalah pra ilmiah dan masalah ilmiah diawali dengan pengalaman praktis di alam, tapi dengan model empat tahap pengalaman praktis bisa diganti dengan masalah teoritis. Dengan kata lain kebanyakan masalah muncul dari teori yang kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar