Rabu, 23 November 2011

TOKOH MATEMATIKA MUSLIM(AL-KHAWARIZMI)

Nama lengkap Al-Khawarizmi adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada tahun 194 H/780 M. sejarah hidu Al-Khawarizmi yang lengkap tidaklah diketahui tetapi ia pernah bekerja dengan khalifahAl-Ma’mun. Ia merupakan intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geografi, musik, dan sejarah. Dari namanyalah istilah algoritma diambil.
Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dara Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal. Dalam bidang matematik ia telah menghasilkan beberapa buku, dua diantaranya adalah Hisab al-Jabr wa al-Muqabla (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) dan Al-Jama’ wa at-Tafriq bi Hisab al-Hind (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu). Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat; penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda, tanda-tanda negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab. . Secara umum, kandungan buku al-Jabr wa al-Muqabla dapat bibagi memjadi beberapa bagian yaitu :
Kenyataan pengenalan secara ringkas tentang prinsip kedudukan nombor.
Empat bab pendek tentang penyelesai empat jenis persamaan linear dan kuasa dua yang dapat dibentuk dari tiga kuantiti yaitu x, x^2, dan nombor.
Mengemukakan dan menyelesaikan empat masalah yang saling berkaitan.
Membuat penyelesaian secara geometri.
Dalam Al-Jama’ wa at-Tafriq, Al-Khawarizmi menjelaskan tentang seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari. Karya tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Al-Khawarizmi juga diyakini sebagai penemu angka nol. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.
Sumbangan Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur sudut juga sangat luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa untuk memahami lebih jauh tentang ilmu ukur sudut.
sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.Al-Khawarizmi juga seorang ahli geografi. Bukunya, Surat al-Ardl (Bentuk Rupa Bumi), menjadi dasar geografi Arab. Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman. Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, Al-Khawarizmi menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku ini sampai Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin, Selain kontribusinya seperti yang telah dikemukakan, Al-Khawarizmi dikenal pula sebagai pionir dalam bidang aljabar. Penelitian-penelitian Al-Khawarizmi adalah suatu revolusi besar dalam dunia matematika, yang menghubungkan konsep-konsep geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep baru. Penelitian-penelitian Al-Khawarizmi menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional/irasional, besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai "objek-objek aljabar".
Ada yang menganggap diophantus sebagi bapak aljabar tetapi al-khawarizmi lebih layak mendapat gelar ini. Tidak semua hasil kerja diophantus yang mengandung jenis bahan yang membentuk aljabar modern peringkat rendah. Tetapi al-khawarizmi, empat bab yng dikarangnya itu merangkum semua kemungkinan untuk mendapatkan persamaan liner dan kuasa dua serta penguraiannya secara bersistem. Inilah yang membuat al-khawarizmi dianggap sebagai bapak aljabar. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada tahun 262 H/846 M di Bagdad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar