Rabu, 23 November 2011

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan belajar tidak tepisahkan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja
2. Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa dapat belajar
3. Pembelajaran kebih menekankan pada pengaktifan siswa karena yang belajar adalah siswa.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada 9 kategori tipe-tipe hasil belajar khusus yaitu:
1. Pengetahuan
2. Pengertian
3. Aplikasi
4. Keterampilan berfikir
5. Keterampilan umum
6. Sikap
7. Minat
8. Apresiasi
9. Penyesuaian diri.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswadibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Faktor internal
• Aspek fisik, misalnya kesehatan organ tubuh
• Aspek psikis, misalnya intelektual, emosional dan motivasi
• Aspek sosial, misalnyakemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Faktor eksternal, misalnya iklim/cuaca, suasana lingkungan, tingkat kesulitan bahan belajar, tempet belajar, metode pembelajaran yang digunakan, dan sebagainya.

C. Pengajaran Matematika
Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran Matematika mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa:
1. Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika
2. Memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah
3. Memeiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
4. Memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika’
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat diusahakan melalui pengajaran matematika yang bertahap dan terarah yang mempermudah dalam belajar mengajar.

D. Hakikat Proses Belajar Mengajar Matematika
Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar matematika, kita uraikan dulu istilah proses, belajar, mengajar dan matematika.
 Proses dalam pengertian di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan definisi belajar menurut beberapa pendapat adalah:
1. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya.
2. Menurut Sudjana, belajar adalah suatu perubahan yang relative permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari pRaktek atau latihan
3. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan linkungan yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta perubahan relative konstan dan berbekas.
 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar.
 Mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisipelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
 Matematika adalah pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajarI.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa, di mana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam mempelajari matematika, sedangkan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan pembe;jaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

E. Hakikat Model Pembelajaran RME ( Realistic Mathematic Education )
1. Pengertian RME
RME diperkenalkan oleh Freudenthal di Belanda pada tahun 1973. Berikut ini akan dijelaskan pengertian RME:
RME adalah suatu pendekatan di mana matematika dipandang sebagai suatu kegiatan manusia.
RME adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proses of doing mathematic, berdiskusi dan berkolaburasi, beragumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan diri sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
RME merupakan model pembelajaran yang menempatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran.
RME menurut Gravermeijer bahwa ide utama dari RME adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa.
Secara teori RME mempunyai 5 karakteristik yaitu:
1. Penggunaan real konteks sebagai titik tolak belajar matematika
2. Penggunaan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau rumus
3. Mengaitkan sesame topic dalam matematika
4. Menggunakan metode interaktif dalam nelajar matematika
5. Menghargai ragam jawaban dan kontribusi siswa

2. Ciri-ciri model pembelajaran RME
• Matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari sehingga dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
• Belajar matematika berarti bekerja dengan matematika
• Siswa diberi kesmpatan untuk menemukan konsep-konsep matematika di bawah bimbingan orang dewasa ( guru )
• Proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif dan siswa menjadi fokus dari semua aktivitas di kelas
• Aktivitas dilakukan meliputi menemukan masalah kontekstual, memecahkan masalah, dan mengorganisir bahan belajar.

Pembelajaran dengan menerapkan medel pembelajaran RME selain mempelajari dalam arah verikal ( proses dalam matematika itu sendiri ) juga mempelajari dalam arah horizontal meliputi pembuatan skema, merumuskan dan menggambarkan masalah dalam cara yang berbeda, menemukan hubungan dan keterkaitan mengungkapkan jawabannya. Melalui diskusi kelas jawaban siswa dibahas atau dibandingkan dan guru membantu menganalisa jawaban siswa. Jawaban siswa mungkin salah semua, mungkin juga benar semua atau sebagian benar dan sebagian salah. Jika jawaban benar maka guru hanya menegaskan jawaban tersebut. Jika jawaban salah guru secara tidak langsung memberitahu letak kesalahan siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa yang menjawab soal atau siswa lainnya. Selanjutnya siswa dapat memperbaiki jawabannya dari hasil diskusi, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar