Sabtu, 29 Oktober 2011

Memilih Model Mengajar untuk Dipelajari

A. MODEL – MODEL MENGAJAR

Empat rumpun model-model mengajar sebagai berikut :
1. Rumpun model-model interaksi sosial
2. Rumpun model-modal pengolahan informasi ( information prosessing models )
3. Rumpun model-model personal-humanistik
4. Rumpun model-model behavioral.


B. MEMILIH MODEL MENGAJAR UNTUK DIPELAJARI

Pada tahap permulaan, disarankan agar guru mempelajari satu dari empat model, sedangkan yang lain ditambah sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan khusus tertentu. Bagi calon guru, hendaknya menguasai empat atau lima model pada permulaannya, untuk itu mungkin akan terasa berat dan sulit tetapi lama kelamaan akan dirasakan lebih mudah dan efektif.

Model-model mengajar diatas adalah untuk mengkreasikan lingkungan. Semuanya menyediakan spesifikasi tertentu untuk perancangan dan membentuk situasi belajar. Keempat model di atas akan memberikan perbendaharaan bagi guru dan pembuat kurikulum.Rentangan model-model cukup luas untuk digunakan bagi banyak macam tujuan pendidikan. Para pendidik yang paling kreatif tidak akan mengambil dari perbendaharaan dari apa yang ada, dan menganggap model-model mengajar sebagai suatu resep, akan tetapi akan melihat model-model itu sebagai suatu stimulator bagi aktivitas dirinya sendiri. Ini artinya suatu model tidak harus persis dilaksanakan sebagaimana adanya , tetapi perlu dikreasikan dan disesuaikan dengan keadaan.

Seperti dipaparkan dalam rumpun model-model pengajaran memusatkan pada macam-macam karakteristik tujuan dan cara. Model informasional tergantung pada aktifitas yang mengambil isi dan keterampilan. Model personal menekankan pada hubungan pribadi dan melihat pertumbuhan sebagai hasil dari hubungan tersebut. Model interaktif tergantung pada energi kelompok dan proses interaksi kelompok . Model perilaku memusatkan pada perubahan perilaku khusus dan menekankan kontingensi ( keutuhan) , spesifikasi perilaku, substitusi dan latihan.

Untuk memilih model tertentu, merupakan bagian dari masalah efisiensi, juga merupakan bagian dari masalah falsafi yang digunakan . Model yang dipilih secara tepat dapat mengkreasikan dunia peserta didik. Dengan bertambahnya perbendaharaan guru, maka peserta didik pun akan bertambah menjadi pelajar yan lebih baik dan berkepribadian utuh.

Pada prinsipnya, model-model di atas bisa diimplementasikan untuk pembelajaran matematika. Tetapai karena pembelajaran matematika memiliki karakteristik tersendiri, pemlihan model diatas harus melihat prinsip-prinsip pengajaran matematika secara umum. Dengan demikian implementasi model-model di atas untuk pengajaran matematika tidak melanggar prinsip-prinsip dan tujuan pembelajaran matematika. Yang penting dalam mengimplementasikan model-model di atas, harus melihat tujuan yang ingin dicapai dan spesifikasi perilaku apa yang dikehendaki dari peserta didik yang sesuai dengan pembelajaran matematika.

C. KRITERIA PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN

Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran


1. Tujuan Pengajaran
yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar. Tujuan pengajaran pada ranah pengetahuan atau pengenalan tingkat ingatan, memerlukan model pengajaran yang berbeda dengan ranah pengenalan tingkat analisis atau evaluasi.

2. Materi Pengajaran
Yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran. Materi pengajaran yang berupa fakta memerlukan model yang berbeda dari model yan dipakai untuk mengajarkan materi yan berupa konsep, atau prosedur atau kaidah.

3. Besar Kelas atau Jumlah Siswa
Yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5 – 10 orang siswa memerlukan model pengajaran yang berbeda dari model pengajaran untuk kelas dengan 50 – 100 orang siswa.

4. Kemampuan Siswa
Yaitu kemampuan siswa untuk untuk menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak bergantun pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.

5. Kemampuan Guru
Yaitu kemampuan guru dalam menggunakan berbagai jenis model pengajaran.

6. Fasilitas Yang Tersedia
Yaitu bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas pengajaran.
7. Waktu yang tersedia
Yaitu jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak yang akan disajikan dalam waktu yan singkat memerlukan model yang berbeda dengan penyajian bahan yang relative sedikit tetapi waktu penyajian relatif cukup banyak.

D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODEL PENGAJARAN

Jangan dikira bahwa pemilihan model pengajaran itu sembarangan. Jangan diduga jua bahwa penentuan model itu tanpa harus mempertimbangkan faktor – faktor lain. Siapapun yang menjadi guru harus mengenal dan memahami serta mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan model. Tanpa mengindahkan hal ini, model yang dipergunakan bisa – bisa tiada arti. Bila para ahli mengatakan bahwa makin baik model itu makin efektif pula pencapaian bila tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tetapi jangan didukung bila ada para ahli lain yang menyatakan bahwa semua model adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut adalah keliru. Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan bahwa setiap model mempunyai sifat masing – masing, baik mengenai kelebihan – kelebihannya maupun mengenai kelemahan – kelemahannya. Guru akan lebih mudah menentukan model yang paling serasi untuk situasi dan, kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat – sifat masin – masing model tersebut.

Pemilihan dan penentuan model pengajaran dipengaruhi oloh beberapa faktor yaitu:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Diruang kelas giu akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar be;lekang kehidupan yang berbeda. Status social mereka juga bermacam – macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang dan ada juga yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaaan pada setiap anak didik.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan model yang mana yang sebaiknya guru pilih untuk menciptakan lingkungan belajar yang kretif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
b. Tujuan
Tujuan adlah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan n idalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi yaitu tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran,tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Perumusan tujuan instruksional khusus akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian model menajar dalam kelas. Model yan guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pad suatu waktu boleh jadiguru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih model belajar yang sesuai dengan situasi yan diciptakan itu.di lain waktu sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbinan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih model mengajar. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan model mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan model mengajar. Fasilitas merupakan kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan model mengajar.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barang kali lebih menguasai medol-model mengajar. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurang penguasan terhadap berbagai jenis model mengajar menjadi kendala dalam memilih dan menentukan medel mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar