Sabtu, 29 Oktober 2011

Islam di Kamboja

A. pengantar
Kamboja terletak di bagian timur asia berbatasan dengan thailand dari arah utara dan barat, laos dari arah utara dan Vietnam dari arah timur selatan. Luas negera ini 181.055 〖km〗^2 dengan junlah penduduk 11.437.656 jiwa (sensus 1998), 6% beragama islam dan mayoritasberagama budha serta minoritas beragama katholik.

B. Sejarah Awal Islam di Kamboja
Beberapa ahli sejarah beranggapan bahwa Islam sampai di Kamboja pada abad ke-11 Masehi. Ketika itu kaum muslimin berperan penting dalam pemerintahan kerajaan Champa, Champa merupakan suatu kerajaan besar di Asia Tenggara pada abad ke-17. Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan Tiongkok, namun peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa. Sebelum penaklukan Champa oleh Lê Thánh Tông, budaya Champa sangat dipengaruhi India. Pada abad ke-17 keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama Islam, dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, namun seperti orang Jawa di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar Hindu . Kerajaan Champa yang sangat kecil terus berdiri selama beberapa abad. Karena berbagai tekanan raja terakhirnya melarikan diri dengan sebagian besar rakyatnya masuk daerah kamboja. . Islam masuk ke Campa melalui jalur dagang dengan berbagai negara tetangga. sebelum keruntuhannya pada tahun 1470 M, kaum muslimin memisahkan diri. Jadi, mayoritas Muslim Kamboja sekarang adalah orang-orang Campa. Namun terjadinya peperangan dan kekacauan perpolitikan di Kamboja dalam decade 70-an dan 80-an lalu mengakibatkan mayoritas kaum muslimin hijrah ke negara-negara tetangga dan bagi mereka yang masih bertahan di sana menerima berbagai penganiayaan; pembunuhan, penyiksaan, pengusiran dan penghancuran mesjid-mesjid dan sekolahan, terutama pada masa pemerintahan Khmer Merah, mereka dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan, hal ini dapat dimaklumi, karena Khmer Merah berfaham komunis garis keras, mereka membenci semua agama dan menyiksa siapa saja yang mengadakan kegiatan keagamaan, muslim, Budha ataupun lainnya. Selama kepemerintahan mereka telah terbunuh lebih dari 2 juta penduduk Kamboja, di antaranya 500.000 kaum muslimin, di samping pembakaran beberapa mesjid, madrasah dan mushaf serta pelarangan menggunakan bahasa Champa, bahasa kaum muslimin di Kamboja.
Baru setelah runtuhnya kepemerintahan Khmer Merah ke tangan pememrintahan baru yang ditopang dari Vietnam, secara umum keadaan penduduk Kamboja mulai membaik dan kaum muslimin yang saat ini mencapai kurang lebih 45.000 jiwa dapat melakukan kegiatan keagamaan mereka dengan bebas, mereka telah memiliki 268 mesjid, 200 mushalla, 300 madrasah islamiyyah dan satu markaz penghafalan al-Qur’an al-Karim. Di samping mulai bermunculan organisasi-organisasi keislaman, seperti Ikatan Kaum Muslimin Kamboja, Ikatan Pemuda Islam Kamboja, Yayasan Pengembangan Kaum Muslimin Kamboja dan Lembaga Islam Kamboja untuk Pengembangan. Di antara mereka juga ada yang menduduki jabatan-jabatan penting dipemerintahan, seperti wakil perdana menteri, menteri Pendidikan, wakil menteri Transportasi, dua orang wakil menteri agama dan dua orang anggota majelis ulama.
Sekalipun kaum muslimin dapat menjalankan kegiatan kehidupan mereka seperti biasanya dan mulai mendirikan beberapa madrasah, mesjid dan yayasan, namun program-program mereka ini mengalami kendala finansial yang cukup besar, melihat mereka sangat melarat. Ini dapat dilihat bahwa gaji para tenaga pengajar tidak mencukkupi kebutuhan keluarga mereka. Disamping itu sebagian kurikulum pendidikan di beberapa sekolah agama sangat kurang dan tidak baku.
Mayoritas Muslim Champa adalah petani, nelayan, pembuat sampan dan tukang daging. Mereka hidup di desa-desa padat, sebagian hidup di kota-kota dan bekerja sebagai pedagang dan industri. Komunitas Muslim Kamboja terorganisasi dengan baik. Setiap desa Muslim dipimpin oleh seorang hakam dibantu oleh seorang kalik (qadi). Imam memimpin sembahyang dan ketib (katib) mengajar Qur’an, bilal memanggil orang untuk sembahyang. Dan beberapa ratus orang Muslim Kamboja setiap tahunnya pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Saat ini kaum Muslimin Kamboja berpusat di kawasan Free Champa bagian utara sekitar 40 % dari penduduknya, Free Ciyang sekitar 20 % dari penduduknya, Kambut sekitar 15 % dari penduduknya dan di Ibu Kota Pnom Penh hidup sekitar 30.000 Muslim. Bangsa Muslim Champa merupakan masyarakat Asia Tenggara yang beragama Islam selain bangsa yang berlatar belakang etnis Melayu. Mereka tersebar di Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Masyarakat Cham merupakan keturunan dari bangsa Cham terdahulu, baik muslim, di zaman Kerajaan Champa (192-1471). Dalam sejarah Indonesia pengaruh dari hubungan Champa dengan kerajaan majapahit dikenal dengan baik. Kerajaan ini hancur tahun 1471 oleh pasukan Vietnam yang mengkibatkan mereka tercerai berai. Mayoritas mereka hidup di desa-desa padat.
Di Vietnam generasi awal paling awal mereka menempati kawasan pantai Phan Rang (Pandarunga)dan Nha Trang, wilayah Thun Hai. Dalam Sejarahnya masyarakat Cham yang ada di Kamboja merupakan kelanjutan dari kelanjutan dari pelarian bangsa Champa pada tahun 1471. mereka mendirikan pemukiman seperti yang terdapat di daerah Kampong Chnang dan Kampong Cham, kawasan yang dialiri sungai Mekong sebelah utara kota Phnom Penh. Walaupun sebagian pelarian champa ini mungkin telah beragama islam, namun hubungan erat antara mereka dengan dunia melayu justru terjalin lebih erat semenjak perpindahan mereka ke Kamboja.abdullah, taufik dkk.ensiklopedi tematis dunia islam asia tenggara.hal.484.
Meskipun minoritas, masyarakat Islam Cham mengembangakan struktur kemasyarakatan berdasarkan tradisi Islam. Dalam hierarki dan organisasi keagamaan misalnya mufti menduduki tempat tertinggi disusul kemudian oleh tuan kadi, fakih dan raya kadi.
Di kamboja peranan dan pengaruh kaum muslamin lebih besar karena beberapa abad sebelumnya di champa yang kemudian bergabung dengan kerajaan kamboja pernah terdapat kesultanan muslim. Penduduk kamboja, sebagaimana kaum muslim lain bersifat kosmopolitan.mungkin karena faktor inilah yang kemudian menjadikan penguasa kamboja masuk islam di awal abad ketujuh belas. Masuk islamnya penguasa kamboja ini lebih memperkuat posisi dominasi masyarakat muslim di kamboja.

C. Perkembangan Sosial, Ekonomi dan Budaya
Dewasa ini, mata pencaharian mereka bertumpu pada sektor pertanian, perikanan, peternakan dan perdagangan. Aspek sosial dan ekonomi tidak jauh berbeda dengan masyarakat Vietnam pada umumnya. Mereka hidup sebagai nelayan, banyak diantara mereka yang menjadi petani dalam bidang sayuran, dan pembudidayaan kapas. Usaha di bidang peterbnakan juga jasa transportasi air, dan perdagangan. Jumlah kaum muslim di kawasan ini sekitar 700.000 jiwa. http://sejarahorangpribumi.blogspot.com/2010/06/sejarah-hukum-islam-di-kamboja.html
Di Thailand kebanyakan masyarakat Cham tinggal di kota-kota besar teruama Bangkok. Mereka telah berubah menjadi masyarakat urban dan melepaskan ekononomi pertanian kemudian berganti dengan profesi masyarakat kota seperti berdagang dan bertenun kain secara modern.
Kamboja merupakan pusat masyarakat muslim Cham terbesar. Menurut data statistik tahun 1995, terdapat sedikitnya 200.000 orang di kawasan ini. Angka ini jauh dibawah jumlah mereka sebelum pembantai masal yang kerap terjadi pada masa Pol Pot (1975-1979).

D. Perkembangan Keagamaan
Dalam praktek keagamaan, seperti halnya kaum muslim di Asia Tenggara lainnya, masyarakat muslim Cham menganut Islam mazhab Suni. Sehubungan dengan banyaknya bantuan dari Timur Tengah dan dunia Islam, pemerintahan kamboja sempat merasa khawatir terdapat gerakan keagamaan yang puritan dan fundamental.
Berbagai acara keagaamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, serta Maulid Nabi seringkali dilaksanakan secara meriah. Hal ini menunjukkan secara agama dan budaya masyarakat muslim Cham sangat dekat dengan negara-negara muslim mayoritas di tetangganya.
Dewasa ini terdapat kecenderungan semakin banyak masyarakat muslim Cham yang mempelajari Islam secara baku dan formal. Peran mereka dalam kegiatan sosial keagamaan cukup menonjol. Hal seperti ini bisa ditemui dengan banyaknya pendirian masjid-masjid di daerah pesisir di Kamboja dan Vietnam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar